meneduh

Jika saja hujan tidak turun malam ini, mungkin saja orang yang tengah duduk untuk sekedar mengindari diri dari derasnya air hujan pun tak akan berada di tempat ini sekarang. Nayyara mungkin sudah berada di kasur nya dan bersiap untuk maraton drakor jika saja hujan turun sedikit lebih nanti

“Makasih bang..” ucap Radit saat tukang nasi goreng mengantarkan dua piring nasgor yang sudah ia pesan beberapa menit lalu

“Punya gue yang pedes nya gak pake banget”

“Lah,gue gak tambahin pedes di nasgor Lo,Ra.”

“Hah,? Jadi gak pedes sama sekali dong,gue gak makan kalau gitu..” piring yang berada di depan nya sedikit ia dorong menjauh. Nayyara menyimpan tangan nya di atas meja sebagai tumpuan untuk menyandarkan kepalanya

“Becanda anjir hahaha...”

“Buru makan nanti dingin gak enak” piring yang tadinya sedikit tergeser kini telah berada di depan Nayyara kembali

“Untung gue lagi laper,jadi marah marahnya gue tunda dulu” dengan lahap satu persatu sendok suapan masuk kemulut gadis yang saat ini masih lekat menggunakan seragam sekolah nya

“Udah gue bilang kan tadi pake mobil aja balik nya,ucapan gue bener kan ujan nya turun..”

“Kebetulan doang” sangkal Nayyara dengan mulut yang masih penuh, hampir saja nasi keluar menyembur dari mulutnya

“Telen dulu kek,ntar nyembur kena muka gue bahaya,ilang citra ketampanan seorang Athaya Raditya” katanya menyombongkan diri

“Eiyyy,cakepan si Wesky juga”

“Kura kura Lo?” Nayyara mengangguk saat itu,2 kura kura yang di berikan oleh Haekal memang sengaja ia berikan nama

“Emang jenis kelamin nya cowok? Kok Lo tau? Gimana kalau cewek?”

“Kak ihh,ini gue mau makan. Diem dulu kenapa,ini sendok dari tadi mau masuk ke mulut gue gak jadi terus gara gara pertanyaan Lo”

“Kalau ngomong lagi gue buang ni nasi ke muka Lo kak, serius deh”


Hampir 20 menit mereka berdiam diri di tempat nasi goreng pinggir jalan yang tak begitu ramai ini. Mungkin karena turun hujan juga yang menyebabkan pembeli tidak begitu banyak malam ini

“Ayok,Ra.”

“Kemana?” Yang ditanya bingung sendiri

“KUA”

“Eh,gue masih SMA ya kak belum lulus juga. Dan lagi,gue mau nikah nya sama haekal bukan sama Lo” Nayyara melipat kedua tangan nya di dada posisinya sedikit berbalik memunggungi Radit yang berada di sebelahnya

“Dih,kok Lo pede banget bakalan gue nikahin?” Katanya. Yang membuat Nayyara kembali berbalik menatap manik laki laki yang berada di sebelahnya

“Gak pede sih gue,cuman—” Radit sudah siap mendengar tambahan kata yang akan di lontarkan dari mulut Nayyara

“Ehh kak,hujan nya udah agak reda. Balik sekarang,yuk.” Pembicaraan langsung ia alihkan. Nayyara berdiri terlebih dahulu dan mengambil tas gendong yang ia simpan di kursi kosong tempat mereka duduk

“Gue udah ajak Lo dari tadi Nayyara..”

“Lo jangan marah marah Mulu kenapa,nanti tambah jelek tau gak”

“Gue gak marah,cuman pengen cekek Lo aja rasanya.” Tangan nya masuk ke dalam kantong jaket,sedangkan Nayyara dengan cepat melindungi lehernya dan sedikit mundur beberapa senti dari tempat Radit berdiri

“Psychometric”

“Gue gak bisa baca memori orang lain” kakinya kini mulai melangkah menuju tempat dimana ia memarkirkan motornya

“Bukan nya psychometric.. orang yang suka bunuh-bunuh orang itu kan?” Nayyara malah asik dengan fikiran nya

“Gue tinggal kalau masih tetep disana”

“Ehhhh..” lamunan nya buyar, segera dia berlari dari tempatnya semula berdiri.


Aokidoyie🐰