Aokidoyie

Riuh suara hujan yang beriringan bersamaan dengan gelegar petir yang menyambar menambah suasana menyeramkan bagi siapapun orang yang mendengarnya.

“AHH!!! KAK CAKRA!!”

Suara petir kembali menyambar ditengah riuh nya hujan yang masih enggan untuk mereda. Nayyara memejamkan matanya erat erat sambil memeluk laki laki yang berada tepat di sebelahnya

Tepukan pelan ia rasanya pada bahunya “buka mata Lo” katanya.

Nayyara sangat mengenali suara itu,tapi itu jelas sekali bukan suara Cakra.

“Hehe..” dia mulai cengengesan setelah dirasa orang yang ia peluk bukan lah sang kaka

“Tega banget Lo,Ra. Sama postur Kaka sendiri gak tahu” Cakra berbicara seperti seorang pemain drama yang handal. Sangat dramatis

“Padahal badan bang Adit sama gue beda jauh” Cakra menyentuh setiap bagian badannya membandingkan postur tubuhnya yang dirasa jauh tidak begitu sama dengan Radit.

“Reflek anjir deh kak”

“Jadi, reflek nya seorang Nayyara salah meluk orang toh” Cakra mengambil sembarang barang yang berada di dekatnya

“Diem deh Lo kak!” Matanya mendelik,tangan nya kini sudah terlipat pada dada bahkan Nayyara setengah membelakangi Cakra saat ini

“Gue balik dulu deh” Radit memotong pertengkaran antara dua adik Kaka disana, jaket yang tadinya berada di sofa-pun ini telah melekat pada tubuhnya

“Ehh kak,masih ujan ini. Nanti dulu aja” Nayyara melihat rintikan hujan yang masih begitu deras dari balik kaca

“Iya kak,ntar aja kali. Mau ngapain coba dirumah. Ujung ujung nya sendirian juga kan disana”

“Skripsi” katanya.

“Hah?” Suara Nayyara terdengar berbarengan dengan Cakra

“Skripsi,gue harus ngerjain skripsi”

“Yailah kak,Lo skripsi Mulu yang di perhatiin. Gak ada yang lain apa”

“Enggak”

“Daripada mikirin skripsi yang gak kelar kelar mendingan maen game aja sama gue kak” Cakra melemparkan stik PS

“Yang kalah harus makan mie samyang pake bon cabe. Gimana setuju”

Radit sempat diam sejenak sebelum dia kembali berucap “level 15” katanya.

“Diterima!!!”


_Aokydoyy🐰

Riuh suara hujan yang beriringan bersamaan dengan gelegar petir yang menyambar menambah suasana menyeramkan bagi siapapun orang yang mendengarnya.

“AHH!!! KAK CAKRA!!”

Suara petir kembali menyambar ditengah riuh nya hujan yang masih enggan untuk mereda. Nayyara memejamkan matanya erat erat sambil memeluk laki laki yang berada tepat di sebelahnya

Tepukan pelan ia rasanya pada bahunya “buka mata Lo” katanya.

Nayyara sangat mengenali suara itu,tapi itu jelas sekali bukan suara Cakra.

“Hehe..” dia mulai cengengesan setelah dirasa orang yang ia peluk bukan lah sang kaka

“Tega banget Lo,Ra. Sama postur Kaka sendiri gak tahu” Cakra berbicara seperti seorang pemain drama yang handal. Sangat dramatis

“Padahal badan bang Adit sama gue beda jauh” Cakra menyentuh setiap bagian badannya membandingkan postur tubuhnya yang dirasa jauh tidak begitu sama dengan Radit.

“Reflek anjir deh kak”

“Jadi, reflek nya seorang Nayyara salah meluk orang toh” Cakra mengambil sembarang barang yang berada di dekatnya

“Diem deh Lo kak!” Matanya mendelik,tangan nya kini sudah terlipat pada dada bahkan Nayyara setengah membelakangi Cakra saat ini

“Gue balik dulu deh” Radit memotong pertengkaran antara dua adik Kaka disana, jaket yang tadinya berada di sofa-pun ini telah melekat pada tubuhnya

“Ehh kak,masih ujan ini. Nanti dulu aja” Nayyara melihat rintikan hujan yang masih begitu deras dari balik kaca

“Iya kak,ntar aja kali. Mau ngapain coba dirumah. Ujung ujung nya sendirian juga kan disana”

“Skripsi” katanya.

“Hah?” Suara Nayyara terdengar berbarengan dengan Cakra

“Skripsi,gue harus ngerjain skripsi”

“Yailah kak,Lo skripsi Mulu yang di perhatiin. Gak ada yang lain apa”

“Enggak”

“Daripada mikirin skripsi yang gak kelar kelar mendingan maen game aja sama gue kak” Cakra melemparkan stik PS

“Yang kalah harus makan mie samyang pake bon cabe. Gimana setuju”

Radit sempat diam sejenak sebelum dia kembali berucap “level 15” katanya.

“Diterima!!!”


_Aokydoyy🐰